Dilema Nelayan Gelombang Tinggi

Nasib Nelayan Ketika Gelombang Laut Tinggi
Nasib Nelayan Ketika Gelombang Tinggi | Ya, pekerjaan menjadi seorang nelayan bukanlah pekerjaan yang mudah. Data dari BMKG menunjukkan bahwa gelombang tinggi di perairan Indonesia masih akan terus terjadi sampai pertengahan tahun mendatang.

Nelayan, mereka membanting tulang demi keluarga dari fajar sampai matahari berada di atas kepala mereka. Mereka harus berangkat pagi sekali agar tangkapan yang mereka dapat mencukupi. Memang bukan profesi yang mudah tuk dijalani, tapi apa dikata. Mereka tidak punya pilihan untuk ganti pekerjaan yang lebih mudah dan dengan hasil yang tinggi. Mereka harus bersaing dengan para nelayan lainnya, demi mendapatkan tangkapan yang banyak. Tetapi kadang sesekali mereka tak men dapatkan tangkapan apapun. Apalagi saat musim penghujan seperti saat ini. Gelombang tinggi seakan menjadi tembok besar mereka untuk pergi melaut. Mereka harus di hadapkan dengan dua pilihan, tidak melaut atau tidak makan. Ya, jika hari ini tidak melaut makan apa kita besok?

Beberapa Portrait Menjadi Seorang Nelayan :





Nelayan

Nelayan

Nelayan

Nelayan

Nelayan


Selayaknya, pemerintah lebih memperhatikan nasib nelayan yang saat ini 'menganggurkan' kapal mereka. Mereka mungkin tak punya pekerjaan lain selayan melaut. Mereka harus membiayai sekolah anak mereka dan juga membiayai kebutuhan sehari-hari. Dan ini juga menjadikan kita harus introspeksi diri, karena kita diberikan tempat dan pekerjaan orang tua yang lebih layak dari nelayan. Memang nelayan adalah pekerjaan yang mulia, layak dan halal. Tetapi mungkin sebagian dari orang tua kita mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, seperti menjadi seorang guru atau pedagang.

Kini saatnya kita sejenak menundukkan kepala dan berterima kasih kepada Allah atas segala pemberian-Nya kepada kita.

Artikel di ambil dari blog saya yang dulu : http://www.purbojati.com/2012/02/nelayan-gelombang-tinggi.html


{ 0 komentar — Skip ke Kotak Komentar }

Posting Komentar