Pengamen, ya mereka adalah seorang penyanyi jalanan. Menyanyi dengan kringat di badan. Aku pernah melihat seorang pengamen muda, memakai pakaian yang compang-camping. Pakaiannya kotor, dan jangan di tanya lagi soal baunya. Waktu itu dia menyanyikan lagu dari Shaggy dog yang judulnya anak malam. Dia menyanyikannya dengan senang hati,
dengan menggenjreng kentrung yang ia bawa. Ia terus menyanyikan lagu itu dari awal sampai selesai. Saya yang waktu itu kecapekan sepulang dari Magelang, yah asyik-asyik aja dengerin lagu itu. Tapi saat pengamen itu selesai bernyanyi, ia coba untuk meminta sumbangan dari pendengar. Tetapi hanya beberapa yang memeberikan ...Di era reformasi seperti ini tidak kata tidak mungkin di Indonesia, terutama di dunia Pendidikan. Biaya pendidikan dari pemerintah untukanak-anak tidak mampu pun sudah tersebar dimana-mana. Tapi kenapa masih ada anak yang putus sekolah? Padahal pemerintah sudah mengumumkan adanya BOS dan lain-lain.
Di sudut-sudut perempatan kota Kudus, Saya masih melihat banyak anak-anak yang tidak sekolah dan lebih memilih untuk mengamen. Apakah pemerintah tidak melihat anak-anak semacam ini?
Di sudut-sudut perempatan kota Kudus, Saya masih melihat banyak anak-anak yang tidak sekolah dan lebih memilih untuk mengamen. Apakah pemerintah tidak melihat anak-anak semacam ini?
Inilah salah satu contoh potret perjuangan hidup rakyat kecil yang tidak begitu dilihat oleh pemerintah. Pasti ada hasrat dari anak-anak tersebut untuk melanjutkan kembali ke bangku sekolah. Begitu juga dengan anak-anak di jenjang SMA/SMK yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah. Mereka terpaksa tidak melanjutkan untuk kuliah karena tidak adanya tanggapan dari pemerintah tentang hal
ini. Alhasil banyak dari mereka yang menganggur karena tidak adanya bantuan biaya dari pemerintah dan lapangan pekerjaan yang mau menerima mereka.
Anak-anak yang seharusnya masih menikmati bangku pendidikan, dengan sangat kecewa mereka harus membanting tulang untuk biaya hidup sehingga mereka tidak memperhatikan mengenai biaya pendidikan mereka. Mengamen, menjual mainan disekolah-sekolah, menjual makanan keliling, bahkan mengemis rela mereka lakukan demi hidup mereka.
Semoga kedepannya nasib mereka akan lebih beruntung dan mendapat titik cerah untuk meraih cita-cita mereka yang sedikit tertunda.
Salam.
{ 0 komentar — Skip ke Kotak Komentar }
Posting Komentar